Oleh : Ustadz Abu Isa Abdullah bin Salam (Staf Pengajar Ma’had Ihyaus Sunnah, Tasikmalaya).
Kata Pengantar,
Sesungguhnya segala puji dan syukur hanya untuk Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya. Kami juga berlindung kepada-Nya dari keburukan jiwa-jiwa kami dan dari keburukan amal-amal perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan oleh-Nya maka tidak ada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Kami bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kami juga bersaksi bahwa Muhammad bin ‘Abdillah adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga selawat dan salam sentiasa tercurah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang sentiasa berusaha mengikutinya hingga Hari Kiamat kelak.
Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman, yang bermaksud:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Surah 3. ALI 'IMRAN - Ayat 102)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Surah 4. AN NISAA' - Ayat 1)
Amma ba’d.
Sesungguhnya sebenar-benarnya perkataan adalah Firman Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang baru dalam masalah agama. Sesungguhnya setiap perkara yang baru dalam agama adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap kesesatan pada hujung nya adalah Neraka.
Arba'in An-Nawawi adalah kitab kumpulan hadits yang sangat terkenal. Berisi hadits-hadits yang sangat mensasar bagi pembentukan pemahaman seseorang akan hakikat Dinnul Islam. Maka sudah semestinya bagi setiap muslim untuk mempelajarinya dengan pemahaman yang benar. Terdorong untuk membantu saudaranya dalam memahami hadits-hadits tersebut, penulis bersama ikhwan mahasiswa mengadakan daurah kitab Arba’in. Untuk memudahkan peserta daurah, penulis terpanggil untuk membuat ringkasan syarah. Penulis memandang bahawa syarah Syeikh Sholeh Alu Syeikh sangat bermanfaat. Kerana beliau menyampaikan penjelasan dengan mendahulukan hal-hal yang sangat mensasar sebagai landasan untuk memahami Dinnul Islam lebih lanjut. Disamping bahawa syarah tersebut beliau sampaikan dalam forum daurah yang diadakan di negaranya baru-baru ini. Maka diharap lebih sesuai dengan keperluan umat zaman ini.
Kerana ringkasan ini disusun dalam waktu yang sangat singkat, maka tentu saja banyak kekurangan. Maka penulis mengharap komen dan saranan yang membina dari pembaca.
Penyusun,
Abu Isa Abdullah bin Salam
Tiada ulasan:
Catat Ulasan