Audio Al Quran Beserta Terjemahan

Listen to Quran

27 Januari 2010

PENGANTAR PENULIS


Bismillahirrahmanirrahim
Asalamu'alaikum wr. wb.

Alhamdulillahi ladzii arsala rasulahu bil-hudaa wadiinil haqqi liyuzhhirahu 'alad-diini kullihi walau karihal-musyrikun. Allahumma shalli 'ala Nabiyi wa Sayyidul-Mursaliin Muhammad saw. wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in. Amma ba'du.

Alhamdulillah, penulis dapat mempersembahkan sebuah buku yang berjudul Dajjal dan Simbol Syaitan, sehingga umat atau pembaca dapat melakukan tela'ah dan merenungkannya secara lebih mendalam mengenai bahaya sepak terajang Dajjal dan fahamannya. Sebagaimana pembahasan tentang iman yang kita berikan makna sebagai sokongan yang penuh (kaffah) kepada Allah dan Rasul-Nya sambil menafikan seluruh ajaran syaitan yang menjadi musuh kita. Sebagaimana Firman Allah SWT :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam (dengan mematuhi) segala hukum-hukumnya dan janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan; sesungguhnya Syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata." (al-Baqarah: 208)

Maka kita menafsirkan syaitan sebagai sebuah ideologi Dajjal yang akan membongkar dan memalingkan wajah batin sokongan kita kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut. Dengan kata lain, ada satu gerakan yang sangat besar saat ini yang saya sebut dengan istilah "gerakan kafirisasi". Bila berapa dekad yang lalu kita mengenal istilah zionisme maka saat ini sejalan dengan globalisasi, kita berhadapan dengan ideologi kafirisasi yang disebut dengan neo-zionisme sebuah ideologi yang ingin menciptakan susunan dunia global yang sekular dan terlepas sama sekali dari ajaran agama yang mereka anggap sebagai kepalsuan, racun, dan dogmatis-fundamentalis.

Di mana-mana mereka akan membuat kekacauan, keresahan, dan rasa bimbang di hati umat beragama melalui gerakan yang saya istilahkan dengan "gerakan 7 F", iaitu menghancurkan kekuatan finansial (Financial) umat Islam, merosakkan pola makan (food), menciptakan api pergaduhan atau perpecahan di kalangan umat beragama mahupun di dalam tubuh umat Islam (friction), menyebarkan cara berfikiran bebas (freethought/free thinking), menebarkan ideologi yang membebaskan manusia dari tata cara pemikiran agamis (freedom of religion), menguasai filem, TV, dan media massa (film), menumbuhkan dan menggoda masyarakat agar berbudaya dan bersikap mengikuti millah (way of life) mereka (fashion/life style), membuat beberapa aliran mistik untuk menghancurkan agama (faith, sect, occultism, dll.), menumbuhkan rasa kecewa (frustrasion), dan lain-lain.

Gerakan konspirasi mereka telah membuat carut-marut dan terhancurnya wajah kaum beragama, utamanya umat Islam. Mereka menuduh umat Islam sebagai fundamentalis, ekstremis, dan kukubesi. Bahkan, Huntington dengan beraninya mengatakan bahawa musuh Barat setelah Russia hancur adalah Islam. Lantas, informasi apalagi yang mampu mengejutkan dan menyedarkan umat Islam bahawa dirinya sedang dijadikan sasaran tembakan kaum Dajjal?

Bukankah setiap saat kita berdoa, "Allahumma inni a'udzubika min fitnatil Masihid Dajjal," (Ya Allah aku berlindung kepadamu dari fitnah Masihud-Dajjal). Tetapi, sesungguhnya kosongnya jiwa kerana kita mengucapkan doa itu tanpa mengetahui apa maknanya. Dalam pembahasan ini telah dijelaskan bahawa al-Masih adalah orang yang diberkati, yang dibelai ubun-ubunnya, yang dibasuh kepalanya atau ditafsir sebagai bentuk "kesucian", sedangkan Dajjal diertikan sebagai penipu, penjahat, atau gerakan kafirisasi. Sehingga al-Masih ad-Dajjal diertikan sebagai gerakan para penipu yang berpura-pura membela kesucian. Gerakan anti-agama yang berwajah lembut.

Benarlah apa yang difirmankan Allah SWT:

۞ وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِّنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ ﴿٨٢﴾

"Dan, apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan Dabbah (sejenis binatang melata) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (an-Naml: 82)

Dabbah atau binatang melata tersebut tidak lain adalah ideologi kafirisasi atau gerakan konspirasi yang selama ini terselubung (under-ground 'bawah tanah') akan muncul dengan terang-terangan menantang umat Islam agar mengikuti millah atau tata cara budaya mereka, sebagaimana Firman Allah SWT :


وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ ﴿١٢٠﴾

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam itulah petunjuk yang benar dan demi sesungguhnya jika engkau menurut kehendak hawa nafsu mereka sesudah datangnya (wahyu yang memberi) pengetahuan kepadamu (tentang kebenaran), maka tiadalah engkau akan peroleh dari Allah (sesuatupun) yang dapat mengawal dan memberi pertolongan kepadamu." (al-Baqarah : 120)

Dalam situasi seperti ini, kunci untuk menghambat gerakan mereka adalah kesatuan ummah, satu komando, satu gerakan, dan satu visi, iaitu menanamkan satu semangat atau ruh perjuangan di dada setiap peribadi muslim untuk memenangkan Islam sebagaimana yang Allah SWT Firmankan dalam Ayat Ayat ini :

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ﴿٣٣﴾

"Dialah yang telah mengutus RasulNya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (agama Islam), untuk dimenangkan dan ditinggikannya atas segala agama yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya." (at-Taubah :33)

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا ﴿٢٨﴾
"(Allah yang menyatakan itu) Dialah yang telah mengutus RasulNya (Muhammad s.a.w) dengan membawa hidayat petunjuk dan agama yang benar (agama Islam), supaya Dia memenangkannya dan meninggikannya atas segala bawaan agama yang lain; dan cukuplah Allah menjadi Saksi (tentang kebenaran apa yang dibawa oleh RasulNya itu)." (al-Fath :28)


هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ﴿٩﴾

"Dialah yang telah mengutus RasulNya (Muhammad s.a.w) dengan membawa hidayat petunjuk dan agama yang benar (agama Islam), supaya Dia memenangkannya dan meninggikannya atas segala agama yang lain, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya." (ash-Shaff:9).

Sudah tiba masanya semua pihak memikirkan tentangan yang semakin menggila dari kaum dajjalis ini dengan cara mempersatukan kekuatan seraya membuat garis yang tegas, mana kawan mana lawan. Sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ ۚ .... ﴿١١٨﴾

"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahhanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi...." (Ali Imran : 118)

Mesti ditanamkan sejak lahirnya kepada putera-puteri (anak-anak) kita, bahkan mesti dijadikan satu semangat kultural bahawa yang dimaksudkan dengan seorang muslim adalah "seorang yang berpihak kepada Allah dan Rasul-Nya, dan memunyai misi untuk memenangkan agama Islam semata-mata" yang telah tersebut dalam tiga Ayat di atas tadi (at Taubah: 33; al-Fath: 28; ash-Shaff: 9). Dengan definisi ini, jelaslah bahawa siapa pun yang bergabung dengan kelompok atau harakah yang tidak melandaskan dirinya untuk 'izzul Islam wal-muslimin (kejayaan Islam dan umatnya) adalah kehohongan yang nyata.

Mesti ditanamkan satu kesedaran bahawa memperjuangkan kejayaan Islam dan umatnya adalah sebahagian dari darah daging seorang muslim, merupakan sebahagian dari jati dirinya. Kerana, begitu seseorang mengaku sebagai muslim, dia adalah pejuang Allah, setiap apa yang ada di sekujur tubuhnya, bermula dari hujung rambut sampai hujung kakinya, dari relung jiwanya sampai bentuk wadah jasmaninya, dicelup, (di-sibghah) dengan semangat perjuangan. Jiwa muru'ah-nya hanya mempunyai satu moto perjuangan, "isy kariman au mut syahidan" yang ertinya menjadi muslim sejati atau mati sebagai syuhada, atau dalam bahasa Inggerisnya, be a good muslim or die as fighter.

Lihatlah sekitar kita. Hidup tidak lain adalah sebuah pertarungan. Manusia yang berjiwa rapuh akan segera tersingkir dari derap perjalanan peradaban ini. Hanya manusia yang tetap, yang jiwanya telah dicelup (sibghah) mahabbah lillah (kecintaan kepada Allah) yang dapat berdiri tegar mengaut debu-debu perjuangan. Hanya manusia yang hatinya dibalut iman, rohnya membara disaluti semangat jihad yang pantas menghadang segala tentangan musuh. Gantilah kelekaanmu dengan kecerdasan fikiranmu yang paling tajam. Buangkanlah anak-anak panah dan ganti dengan zikirmu yang paling meresap masuk ke dalam hati agar berwaspadalah jiwa menyemak gerak musuh sekecil apa pun langkah mereka.

Sebagaimana kerinduanku kepadamu semua bahawa ilmu yang kita perolehi ini bukanlah sebagai syarat untuk memenuhi perpustakaan, melainkan sebagai penyalut ruhul jihad, melebar luaskan iman dengan cinta, mengubah dunia dengan prestasi, menjadikan hidup penuh erti. Apalah ertinya ilmu tanpa amal, bagaikan gelas tanpa isi. Sebaliknya, apalah ertinya mempunyai gelas, bila diisi dengan racun.

Hadapkan wajah batinmu untuk menghalang segala kedurjanaan. Walau fitnah mendera, sejuta bibir mencemuh, dan segudang fitnah mendera-dera, janganlah surut dan berundur kebelakang. Kerana peribadi para mujahid dakwah bukan meminta pujian dan tepukan tangan manusia, tidak juga untuk mencari imbuhan duniawi, melainkan menggapai cinta Ilahi Rabbi.

Engkau sungguh mengetahui, betapa siksa, cerca, dan penjara telah membelenggu diriku. Hidup terperusuk dalam kemiskinan dan diterpa oleh segala fitnah kerana mengambil risiko untuk berdakwah.

Tetapi, bagi kita tidak ada kata "berhenti". Tempat perhentian seorang mujahid, hanyalah kematian yang menjadi pintu awal kebahagiaan abadi.

Laungkan sonata perjuangan yang akan melebar luaskan kasih penyubur hidup alam semesta. Abaikan segala fitnah dan cemuhan kaum durjana, selagi dadamu sarat dengan cinta, katakan kepada mereka:


"Wahai dunia, robek dan robeklah dadaku
Lumat dan sirnakan jasadku
Tetapi engkau tak akan pernah
Memperoleh imanku

Tebarkanlah sejuta duri fitnah
Yang menguak hati penuh nanah
Tak akan aku menjadi gelisah
Kerana cintaku telah tumpah
Menggapai Marhamah

Isy kariman au mut syahidan!"


Lihatlah di hadapanmu, betapa jelasnya kemunafikan manusia. Nuraninya telah kering dari siraman air surgawi. Jiwanya telah tergadai kepada dunia. Bahkan, dengan gagah berani mereka mencampakkan rasa malu, membutakan mata hatinya seraya menjual martabat dan harga dirinya demi dunia. Dia tenggelam dalam debu dunia yang menderu dan mendera. Mereka mengaku muslim, tetapi jauh dari sikap dan perilaku yang Islami. Mereka mengaku muslim, tetapi berbudaya dan berpolitik di atas curahan dan semangat yang tidak dinaungi bayangan Al-Qur'an sama sekali. Bahkan, mereka melakukan "akrobatik intelektual" untuk mencari alasan-alasan yang tidak disedarinya justeru sedang memperkuat susunan masyarakat jahiliah. Kuat secara intelektual, tetapi buruk dan reput secara moral!

Tetapi, bagimu wahai para mujahid dakwah, tidak ada kamus untuk menjadi hamba dunia. Dengan iman dan amal prestasimu, ubahlah dunia agar merangkak menjadi hamba di hujung telapak kakimu. Jangan engkau bunuh hati nuranimu hanya kerana ingin mendapatkan kedudukan dunia.

Bila sahaja semangat itu tertusuk di hati kita semua, nescaya cita-cita membangun ittihadul ummah (persatuan umat) sebagai salah satu cara untuk mengahadapi kaum dajjalis bukanlah sebuah impian. Dia pasti datang walau perlahan dan merangkak sekalipun.

Akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Penerbit Gema Insani Press, Bapak Sirodjul Munir, Ibu Khadijah, AF Ustaz Yop Halim, dan banyak lagi sahabat yang tidak sempat saya tuliskan yang telah membantu terbitnya coretan dakwah ini. Demikian pula ucapan terima kasih kepada seluruh kakitangan Labmend yang telah memberikan banyak inspirasi kepada saya.


Wassalamu'alaikum wr. wb.

Jakarta, 17 Oktober 1998

Toto Tasmara

25 Januari 2010

Kuliah Baharu Dengan Tajuk Dan Kitab Yang Baharu ....


Untuk kali ini dan seterusnya, ana ingin menyambung kuliah kepada kitab yang baru yang berjudul : DAJJAL & SIMBOL SYAITAN, yang mana pengarangnya bernama Drs. H. Toto Tasmara. Manakala penyuntingnya : Dharmadi, A.Md.

PENGANTAR PENERBIT

Alhamdulillah, kami dapat menerbitkan buku yang mengungkap. "konspirasi global" kaum zionis dan Dajjal dalam program jahat pengkafiran mereka terhadap umat Islam dan umat beragama umumnya, yang bertajuk Dajjal dan Simbol Syaitan ke hadapan umat

Rasulullah Muhammad SAW bersabda bahawa sepuluh tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah munculnya asap tebal, Dajjal, binatang melata yang besar (dabbatan minal-ardhi), terbitnya matahari dari arah barat, turunnya Nabi Isa ibnu Maryam, keluarnya Ya'juj dan Ma'juj, terjadinya tiga gerhana bulan di ufuk timur, ufuk barat, dan di Jazirah Arab, dan munculnya api dari arah Yaman yang menggiring manusia ke arah Mahsyar (Padang Mahsyar) . (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dalam buku ini dibahas secara terperinci bahwa penafsiran tentang "binatang melata besar yang keluar dari dalam bumi" -- seperti disebutkan dalam Al-Qur'an surat an-Naml ayat 82-- adalah gerakan bawah tanah yang disebut zionisme, iaitu suatu gerakan kerjasama rahsia yang disusun dengan rapi dan profesional, yang dijana, dibiayai, dan digerakkan secara rapi dan licik oleh Dajjal dan syaitan. Sasaran mereka khususnya adalah menjauhkan umat Islam dari nilai syariat Islam, sehingga umat Islam menjadi kafir, juga umat agama lainnya pada umumnya. Dengan gerakan zionismenya, Dajjal menyusupi susunan nilai-nilai kehidupan normal umat beragama -- yang menyeluruh -- kemudian diganti dengan "baju" globalisasi keterbukaan, demokrasi, HAM, dan sebagainya.

Buku ini sangat penting bagi umat Islam untuk mengetahui dan menelaah sepak terajang dan bahaya kefahaman Dajjal melalui gerakan zionismenya. Sebuah buku "pembongkaran" konspirasi global program Dajjal beserta syaitan dalam projek pengkafiran globalnya.

Begitupun dalam kaitannya dengan sepak terajang bahaya Dajjal, Rasulullah SAW. telah menegaskan susuk tubuhnya dalam sabda beliau,

"... Dajjal adalah (bagai) seorang pemuda yang ikal rambutnya dengan mata bercahaya, seolah-olah aku menyerupakannya dengan seorang hamba, iaitu Abdul Uzza bin Qathan. Siapa saja diantara kamu yang menjumpainya, maka bacalah pembukaan surat al-Kahfi, kerana hal itu menolongmu dari fitnahnya. Dajal akan keluar (muncul) di jalan antara Syam (Palestin) dan Iraq dengan membuat kerosakan di sana-sini.... " (HR Muslim, Kitab al-Fitan)

Semoga kaum muslimin semakin teguh dan istiqamah dalam melaksanakan dan menegakkan risalah dinul-haq Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW guna mewujudkan persatuan umat (ittihadul-ummah) dari pengaruh konspirasi global kafir zionis Dajal.

Wallahu a'amu bish shawab.
Billahit-taufiq wal hidayah.
Jakarta, Safar 1420 H / Jun 1999M

15 Januari 2010

Hadits Ke-42 - Allah Mengampuni Semua Dosa Kecuali Dosa Orang Yang Berbuat Syirik

عن أنس رضي الله عنه یقول: (( قال الله تعالى: یا ابن آدم، إنك ما دعوتني قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم ورجوتني غفرت لك، على ما آان منك، ولا أبالي. یا ابن آدم، لو بلغت  ذنوبك عنان السماء، ثم استغفرتني غفرت لك، یا ابن آدم، إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطایا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا لأتيتك بقرابها مغفرة )) رواه الترمذي وقال: حدیث حسن صحيح


Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, sepanjang engkau memohon kepada-Ku dan berharap kepada-Ku akan Aku ampunkan apa yang telah kamu lakukan. Aku tidak peduli, wahai anak Adam, jika dosa-dosamu setinggi awan di langit kemudian engkau meminta keampunan kepada-Ku akan Aku ampuni. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang membawa kesalahan sebesar dunia, kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sebesar itu pula.”

(HR. Tirmidzi, ia berkata, ”hadits ini hasan shahih.”)

Pengampunan Dosa

Seberapa pun besar dosa seseorang Allah menjanjikan keampunan jika mahu beristigfar. Keampunan Allah akan menyebabkan terhapusnya dosa. Terhapusnya dosa menyebabkan terhindar dari azab dunia dan azab akhirat.

Siapa yang mahu beristigfar ketika berdosa maka dosanya terhapus meskipun puluhan kali dia lakukan tiap harinya. Dan dia terbebas dari predikat orang yang terus menerus dalam dosa. Ini semua menunjukkan betapa besar dan luasnya rahmat Allah pada hamba-Nya. Maka celakalah seorang hamba yang mengetahui luasnya rahmat Allah namun dia tidak berusaha untuk meraihnya sehingga terhalang dari rahmat-Nya.

Semoga istigfar menjadi rutin bagi kita sebagaimana rutin Nabi kita. Beliau dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali beristigfar.

Meraih Keampunan Allah

Diterjemahkan Oleh: Abu Fatah Amrullah dari Penjelasan Hadits Arba’in No. 42 Syaikh Shalih bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah
Perujuk: Ustadz Abu Ukasyah Aris Munandar

Dan dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah shalallahu ‚alaihi wa sallam bersabda: “Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Wahai anak adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, nescaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan memperdulikannya lagi. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh langit, kemudian engkau memohon ampun padaku, nescaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan apapun nescaya aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula. (HR Tirmidzi, beliau berkata: “hadits ini hasan”) WAllahu a’lam, semoga selawat tercurah pada nabi Muhammad.

Penjelasan:

Dari Anas radhiallahu ‘anhu beliau berkata: Saya mendengar Rasulullah ¬shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: [Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,’ Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, nescaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan memperdulikannya lagi] Yang dimaksud [“Anak Adam”] pada perkataan ini adalah seorang muslim yang mengikuti risalah rasul yang diutus kepadanya. Maka orang-orang yang mengikuti risalah nabi Musa ‘alaihi salam pada zamannya, maka dia termasuk orang yang diseru dengan panggilan ini. Orang-orang yang mengikuti risalah nabi Isa ‘alaihi salam pada zamannya, maka dia juga termasuk orang yang diseru dengan panggilan ini. Adapun setelah diutusnya Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, orang-orang yang mendapatkan balasan dan keutamaan seperti yang disebutkan dalam hadits ini adalah mereka yang mengikuti Al Musthafa (Nabi Muhammad) shalallahu ‘alaihi wa sallam, beriman bahwa risalah yang beliau bawa adalah penutup risalah para nabi, mengakui kenabian dan risalah yang beliau bawa dan mengikuti petunjuk beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah jalla wa ‘ala berfirman pada hadits ini: [Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, nescaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan memperdulikannya lagi] Kalimat ini memiliki makna yang serupa dengan firman Allah jalla wa ‘ala:

قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Az Zumar: 53)

Jika seorang hamba melakukan perbuatan dosa kemudian segera bertaubat, berdoa kepada Allah jalla wa ‘ala agar Ia mengampuninya serta mengharapkan ampunan-Nya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama dia bertaubat kerana “Taubat itu menghapus dosa-dosa sebelumnya”.

Kemudian Allah jalla wa ‘ala berfirman pada hadits ini: “sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku”. Kalimat ini menjelaskan bahawa doa disertai dengan harapan akan menyebabkan Allah mengabulkan permohonan keampunan. Ada sebagian orang yang berdoa pada Rabb-Nya dengan harapan yang lemah dan tidak bersangka baik pada Rabb-Nya padahal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: ‘Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku pada-Ku maka hendaklah berprasangka pada-Ku sebagaimana dia kehendaki”. Jika seorang hamba berdoa untuk memohon ampun atas segala dosa-dosanya maka hendaknya dia berdoa untuk memohon ampun pada Allah dengan berkeyakinan bahawa Allah memiliki kemurahan yang sangat besar dan dia berharap bahawa Allah akan mengampuni dosa-dosanya. Orang yang melakukan hal ini, nescaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Maka jika seseorang telah memiliki rasa harap yang sangat besar pada Allah dan yakin bahawa Allah akan mengampuninya nescaya dia akan mendapatkan apa yang ia cari. Hal tersebut dikeranakan besarnya rasa harap dan prasangka yang baik pada Allah. Banyak ibadah-ibadah hati (ibadah qalbiyyah) yang harus dilakukan oleh seorang pelaku dosa ketika memohon ampun dan bertaubat. Banyak ibadah-ibadah hati yang harus dilakukan agar perbuatan dosa diampuni sebagai kurnia dan kemuliaan dari Allah jalla wa ‘ala.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “nescaya Aku akan mengampunimu”. Pengampunan (المغفرة) memiliki makna menutup bekas-bekas dosa di dunia dan akhirat. Pengampunan tidak sama dengan menerima taubat, karena pengampunan memiliki makna menutup (ستر). Mengampuni sesuatu (غفر الشيء) memiliki makna menutup sesuatu (ستره). Menutup dosa-dosa memiliki makna bahawa Allah jalla wa ‘ala akan menutup timbunan dosa di dunia dan akhirat. timbunan dosa di dunia adalah balasan atas perbuatan dosa tersebut di dunia, sedangkan timbunan dosa di akhirat adalah balasan atas perbuatan dosa tersebut di akhirat. Barang siapa yang memohon keampunan kepada Allah jalla wa ‘ala maka dia akan diampuni oleh Allah. Barang siapa yang meminta pada Allah agar Ia menutupi timbunan dosanya di dunia dan akhirat maka Allah akan menutupinya. Allah akan menutup timbunan dosa-dosanya dengan tidak memberikan balasan atas dosanya di dunia dan akhirat.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: [Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh langit]. Dosa tersebut memenuhi langit (awan yang tinggi) kerana jumlahnya yang banyak dan bertimbun-timbun.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: [kemudian engkau memohon ampun pada-Ku, nescaya Aku akan mengampunimu]. Perbuatan ini adalah perbuatan seorang hamba yang bertaubat dan mencintai Rabbnya dengan kecintaan yang mendalam. Kerana Allah -Yang Maha Agung, Yang Memiliki nama dan sifat yang mulia, indah dan sempurna, yang menguasai seluruh kerajaan, Dialah yang menguasai dan melindungi segala sesuatu, yang memiliki berbagai macam nama dan sifat yang agung dan mulia- akan mencintai hambanya dengan kecintaan seperti ini. Maka tidak diragukan lagi, hal ini akan membuat hati mencintai Rabbnya, merasa hina di hadapan-Nya dan mendahulukan keredhaan-Nya daripada keredhaan selain-Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: [Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh langit kemudian engkau memohon ampun padaku, niscaya Aku akan mengampunimu]. Dalam kalimat ini terdapat dorongan untuk senantiasa memohon ampunan. Jika engkau berbuat dosa maka beristigfarlah kerana sesungguhnya tidak cukup istigfar kita walaupun dilakukan sebanyak 70 kali dalam setiap hari seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits. Dengan beristigfar dan menyesal maka Allah akan mengampuni segala dosa.

Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: "Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan apapun nescaya aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula". Jika anak Adam datang dengan dosa sepenuh bumi, kemudian menjumpai Allah dalam keadaan memurnikan ibadah hanya untuk-Nya dan tidak berbuat syirik kepada-Nya baik syirik besar, syirik kecil maupun syirik yang tersembunyi, hatinya ikhlas hanya kepada Allah, tidak ada pada hatinya kecuali Allah dan tidak merasa cemas kecuali hanya kepada-Nya, tidak berharap kecuali hanya kepada-Nya, tidak berbuat syirik dalam bentuk apapun pada-Nya, nescaya Allah jalla wa ‘ala akan mengampuni seluruh dosa-dosanya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “kemudian engkau menjumpaiku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan apapun niscaya aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula”. Hal ini menunjukkan kebaikan dan besarnya rahmat Allah pada para hamba-Nya.

Ya Allah segala puji bagi-Mu atas nama-nama dan sifat-Mu. Ya Allah segala puji bagi-Mu atas nikmat syariat Islam yang engkau berikan pada kami. Ya Allah segala puji bagi-Mu atas nikmat diutusnya nabi-Mu Muhammad ‘alaihi shalatu wa sallam yang engkau berikan pada kami. Ya Allah segala puji bagi-Mu atas anugerah yang engkau berikan pada kami untuk mengikuti jalan para salafushalih. Ya Allah segala puji bagi-Mu atas anugerah-Mu pada kami berupa ampunan untuk segala dosa, menunjukkan pada perbuatan baik, dan mengampuni segala kesalahan. Ya Allah segala puji bagi-Mu atas nikmat-Mu yang Agung. Ya Allah segala puji bagi-Mu dan engkaulah yang paling berhak untuk mendapatkan seluruh pujian.

08 Januari 2010

Hadits Ke-41 - Menundukkan Hawa Nafsu

عن أبي محمد عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما قال: قال رسول الله : (( لا
یؤمن أحدكم حتى یكون هواه تبعا لما جئت به )) حدیث حسن صحيح رویناه في كتاب
الحجة بإسناد صحيح

.
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa.”

(Hadits shahih, kami riwayatkan dalam kitab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih)

Sempurnanya Iman

Sempurnanya iman hanya dapat diraih dengan menundukkan hawa nafsu untuk mengikuti semua petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Iaitu dengan mendahulukan kehendak Rasulullah atas kehendak dirinya terutama ketika terjadi pertentangan kehendak. Demikianlah banyak ayat dan hadits yang semakna dengan hadits ini. Walau secara sanad hadits ini didha’ifkan oleh banyak ulama.

Penafian iman di sini diertikan sebagai penafian kesempurnaan. Kerana seperti telah dibahas di depan bahawa penafian ada dua macam. Penafian iman sama sekali dan penafian kesempurnaannya.


Syarah Hadis 41 - Kewajiban Mengikuti Sunnah

Penulis: Syaikh Shalih bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah
Diterjemahkan dari Penjelasan Hadits Arba’in No. 41 Oleh: Abu Fatah Amrullah
Perujuk: Ustadz Abu Ukasyah Aris Munandar

Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” (hadits hasan sahih yang kami riwayatkan dari Kitabul Hujjah dengan sanad yang sahih)

Penjelasan:

Hadits ini adalah hadits yang terkenal dan hadits ini terdapat dalam Kitab At-Tauhid. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa”. Hadits ini berdarjat hasan sebagaimana yang dihasankan Imam Nawawi di sini. Bahkan beliau berkata ini adalah hadits yang hasan shahih.

Hadits ini dikatakan sebagai hadits hasan karena hadits ini sesuai dengan makna ayat Al Quran iaitu:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٦٥﴾

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS An Nisaa: 65)

Menganggap sebuah hadits memiliki darjat hasan kerana memiliki makna yang sesuai dengan ayat Al Quran adalah mazhab yang dipegang dan dijadikan sebagai hujjah oleh banyak ulama terdahulu seperti Ibnu Jarir Ath Thabari dan sebahagian ulama dan imam ahli hadits.

Perkataan nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hadits ini: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa” memiliki makna bahawa keimanan yang sempurna tidak akan terwujud sampai hawa nafsu dan harapan seseorang mengikuti apa yang dibawa oleh Al Musthafa (nabi Muhammad) shalallahu ‘alaihi wa salam. Hal ini juga bermakna bahawa seseorang wajib mendahulukan kehendak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan dengan kehendaknya serta mendahulukan syariat Rasulullah shalallahu ‘alaihi sallam dari pada hawa nafsunya. Jika terdapat pertentangan antara harapannya dengan sunnah, maka dia akan mendahulukan sunnah. Hal ini telah dijelaskan pada banyak ayat Al Quran dan hadits, seperti firman Allah jalla wa ‘ala:

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ .... ﴿٢٤﴾

Katakanlah: “Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS At Taubah: 24)

Maka seseorang wajib untuk lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya dibandingkan selain keduanya. Jika seseorang sudah berbuat demikian, maka hawa nafsunya sudah mengikuti apa yang dibawa oleh Al Musthafa shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka makna perkataan Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Tidak beriman salah seorang di antara kalian” adalah meniadakan kesempurnaan keimanan yang wajib. Makna ini adalah makna zahir yang sesuai dengan kaedah yang telah kita pelajari sebelumnya. Pembicaraan tentang hal ini secara lebih lengkap terdapat dalam penjelasan Kitab At Tauhid.

03 Januari 2010

Hadits Ke-40 - Hiduplah Laksana Seorang Pengembara

عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: (( أخذ رسول اللهبمنكبي، فقال آن في الدنيا آأنك
غریب أو عابر سبيل)) وآان ابن عمر رضي الله عنهما یقول: (( إذا أمسيت فلا تنتظر
الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك
رواه البخاري.((

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memegang bahuku dan bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan.” Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma berkata, “Jika kamu berada di petang hari, jangan menunggu pagi hari, dan jika engkau di pagi hari janganlah menunggu petang, manfaatkanlah masa sihat. Sebelum datang masa sakitmu dan saat hidupmu sebelum datang kematianmu.”

(HR. Bukhari)

Kedudukan Hadits

Hadits ini sangat penting kerana terkandung di dalamnya wasiat yang sangat agung.

Menjadi Orang Asing

Syurga adalah kampung halaman manusia, di mana Adam AS sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah SWT bermula dari syurga. Seorang yang berakal tentu merindukan kampung halamannya yang penuh dengan kenikmatan. Maka dunia ini bukanlah tempat tinggal yang asal. Manusia di dunia berkedudukan seperti orang asing. Sebagai orang asing semestinya tidak terpedaya dengan kehidupan dunia lupa akan kampung halamannya.

Manusia tidak akan dapat kembali ke kampung halamannya sehingga dia beramal dengan amalan yang menjadi syarat untuk dapat kembali. Syaratnya adalah sentiasa menghadirkan hukum syariat di hatinya dalam setiap keadaan kemudian melaksanakan perintah hukum tersebut. Jika lalai dan terjerumus dalam dosa segera istighfar dan bertaubat sehingga keadaannya lebih baik dibanding sebelum berdosa. Itulah manusia yang dapat kembali ke kampung halamannya dalam keadaan yang paling sempurna.

Syarah Hadits Ke-40 - Menjadi Orang Asing di Dunia

Penulis: Syaikh Shalih bin ‘Abdul Aziz Alu Syaikh hafizhahullah
Diterjemahkan dari Penjelasan Hadits Arba’in No. 40. Oleh: Abu Fatah Amrullah
Perujuk: Ustaz Abu Ukasyah Aris Munandar

Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua bahuku lalu bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”. Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di petang hari janganlah menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya petang. Pergunakanlah masa sihatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhari)

Penjelasan

Hadits ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar berisi nasihat nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada beliau. Hadits ini dapat menghidupkan hati kerana di dalamnya terdapat peringatan untuk menjauhkan diri dari tipu daya dunia, masa muda, masa sihat, umur dan sebagainya.

Ibnu Umar berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku”, hal ini menunjukkan perhatian yang besar pada beliau, dan saat itu umur beliau masih 12 tahun. Ibnu Umar berkata: “beliau pernah memegang kedua bahuku”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau penyeberang jalan”. Jika manusia mahu memahami hadits ini maka di dalamnya terkandung wasiat penting yang sesuai dengan realiti sekarang. Sesungguhnya manusia (Adam AS) memulai kehidupannya di syurga kemudian diturunkan ke bumi ini sebagai cubaan, maka manusia adalah seperti orang asing atau musafir dalam kehidupannya. Kedatangan manusia di dunia (sebagai manusia) adalah seperti datangnya orang asing. Padahal sebenarnya tempat tinggal Adam dan orang yang mengikutinya dalam masalah keimanan, ketakwaan, tauhid dan keikhlasan pada Allah adalah surga. Sesungguhnya Adam diusir dari syurga adalah sebagai cubaan dan balasan atas perbuatan maksiat yang dilakukannya. Jika engkau mahu merenungkan hal ini, maka engkau akan berkesimpulan bahawa seorang muslim yang hakiki akan sentiasa mengingatkan nafsunya dan mendidiknya dengan prinsip bahawa sesungguhnya tempat tinggalnya adalah di syurga, bukan di dunia ini. Dia berada pada tempat yang penuh cubaan di dunia ini, dia hanya seorang asing atau musafir sebagaimana yang disabdakan oleh Al Musthafa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Betapa indah perkataan Ibnu Qayyim rahimahullah ketika menyebutkan bahawa kerinduan, kecintaan dan harapan seorang muslim kepada syurga adalah kerana syurga merupakan tempat tinggalnya kembali semula. Seorang muslim sekarang adalah tawanan musuh-musuhnya dan diusir dari negeri asalnya kerana iblis telah menawan bapa kita, Adam ‘alaihissalam dan dia melihat, apakah dia akan dikembalikan ke tempat asalnya atau tidak. Oleh kerana itu, alangkah bagusnya perkataan seorang penyair:

Palingkan hatimu pada apa saja yang kau cintai
Tidaklah kecintaan itu kecuali pada cinta pertamamu
Iaitu Allah Jalla wa ‘Ala

Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang
Dan selamanya kerinduannya hanya pada tempat tinggalnya yang semula
Iaitu syurga

Demikianlah, hal ini menjadikan hati sentiasa bertaubat dan tawadhu' kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Iaitu orang yang hati mereka sentiasa bergantung pada Allah, baik dalam kecintaan, harapan, rasa cemas, dan ketaatan. Hati mereka pun selalu terkait dengan negeri yang penuh dengan kemuliaan iaitu syurga. Mereka mengetahui syurga tersebut seakan-akan berada di depan mata mereka. Mereka berada di dunia seperti orang asing atau musafir. Orang yang berada pada situasi seperti ini seakan-akan mereka adalah orang asing atau musafir tidak akan merasa senang dengan keadaannya sekarang. Kerana orang asing tidak akan merasa senang kecuali setelah berada di tengah-tengah keluarganya. Sedangkan musafir akan sentiasa mempercepat perjalanan agar urusannya segera selesai.

Demikianlah hakikat dunia. Nabi Adam telah menjalani masa hidupnya. Kemudian disusul oleh Nabi Nuh yang hidup selama 1000 tahun dan berdakwah pada kaumnya selama 950 tahun,

.... فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا .... ﴿١٤﴾




Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun” (QS Al Ankabut: 14)


Kemudian zaman beliau selesai dan telah berlalu. Kemudian ada lagi sebuah kaum yang hidup selama beberapa ratus tahun kemudian zaman mereka berlalu. Kemudian setelah mereka, ada lagi kaum yang hidup selama 100 tahun, 80 tahun, 40 tahun 50 tahun dan seterusnya.

Hakikat mereka adalah seperti orang asing atau musafir. Mereka datang ke dunia kemudian mereka pergi meninggalkannya. Kematian akan menimpa setiap orang. Oleh kerana itu setiap orang wajib untuk memberikan perhatian pada dirinya. Musibah terbesar yang menimpa seseorang adalah kelalaian tentang hakikat ini, kelalaian tentang hakikat dunia yang sebenarnya. Jika Allah memberi nikmat padamu sehingga engkau dapat memahami hakikat dunia ini, bahawa dunia adalah negeri yang asing, negeri yang penuh ujian, negeri tempat berusaha, negeri yang sementara dan tidak kekal, nescaya hatimu akan menjadi sihat. Adapun jika engkau lalai tentang hakikat ini maka kematian dapat menimpa hatimu. Semoga Allah menyedarkan kita semua dari segala bentuk kelalaian.

Kemudian Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma melanjutkan dengan berwasiat,

Jika engkau berada di petang hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada pagi hari jangan menunggu datangnya petang.”

Iaitu hendaklah anda sentiasa berwaspada dengan kematian yang datang secara tiba-tiba. Hendaklah anda sentiasa bersiap sedia dengan datangnya kematian. Disebutkan dari para ulama salaf dan ulama hadits bahawa jika seseorang diberi tahu bahawa kematian akan datang kepadanya malam ini, maka belum tentu dia dapat menambah amal kebaikannya.

Jika seseorang diberi tahu bahawa kematian akan datang kepadanya malam ini, maka belum tentu dia dapat menambah amal kebaikannya. Hal ini dapat terjadi dengan sentiasa mengingat hak Allah. Jika dia beribadah, maka dia telah menunaikan hak Allah dan ikhlas dalam beribadah hanya untuk Rabbnya. Jika dia memberi nafkah pada keluarganya, maka dia melakukannya dengan ikhlas dan sesuai dengan syari'at. Jika dia berjual beli, maka dia akan melakukan dengan ikhlas dan sentiasa berharap untuk mendapatkan rezeki yang halal. Demikianlah, setiap kegiatan yang dia lakukan, sentiasa dilandasi oleh ilmu. Ini adalah keutamaan orang yang memiliki ilmu, jika mereka bertindak dan berbuat sesuatu maka dia akan sentiasa berlandaskan dengan hukum syari'at. Jika mereka berbuat dosa dan kesalahan, maka dengan segera mereka akan memohon keampunan. Maka dia akan seperti orang yang tidak berdosa setelah beristighfar. Ini adalah kedudukan mereka. Oleh kerana itu Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma mengatakan:

Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhari)

Al Quran

Panduan dan Petunjuk Utama Bagi Orang-Orang Yang Beriman

Mengenai Saya

Foto saya
Ipoh, Perak, Malaysia
aku, insan kerdil yang selalu berdosa. namun aku sentiasa mengharapkan keampunan dan keredhaan Allah .... Saya berketurunan Jawa tapi bukan PTI yaaa... saya lahir dan dibesarkan di Malaysia ....